SUKABUMIKITA.ID – Dunia pendidikan di Sukabumi tak bisa dilepaskan dari peran dan dedikasi seorang Dr. Asep Ikhawan Awaluddin. Sebagai Ketua Dewan Pembina Yasti Sukabumi, ia telah lebih dari 20 tahun mengabdikan dirinya demi kemajuan pendidikan, bukan hanya di Sukabumi, tetapi juga di Indonesia.
Sebagai sosok yang telah merasakan pahit manisnya mengelola lembaga pendidikan, Asep memiliki tekad kuat untuk terus berkontribusi dalam mencetak generasi unggul. Baginya, sekolah bukan sekadar tempat belajar, tetapi merupakan pusat peradaban awal manusia, tempat di mana karakter dan keterampilan peserta didik dibentuk.
Sekolah sebagai Pusat Peradaban
“Saya meyakini bahwa sekolah adalah pusat peradaban manusia, tempat di mana olah pikir, olah rasa, dan olah raga digodok. Tujuan utamanya adalah membangun karakter peserta didik agar memiliki mental dan akhlak yang baik,” ujar Asep saat ditemui di Sukabumi, Rabu (19/02/2025) sore.
Impian besarnya adalah meningkatkan mutu pendidikan di Sukabumi agar mampu mencetak generasi penerus yang berkualitas. Menurutnya, pendidikan yang berkualitas adalah kunci utama dalam membangun bangsa yang maju.
“Generasi penerus yang memiliki kualitas mumpuni tentu berasal dari pembibitan yang baik sejak kecil, termasuk di lingkungan sekolah. Maka dari itu, saya ingin terus mendorong peningkatan mutu pendidikan di Sukabumi,” jelasnya.
Investasi Pendidikan Seperti Menanam Pohon
Asep mengibaratkan investasi orang tua dalam dunia pendidikan seperti menanam sebuah bibit pohon. Hasil panennya nanti sangat bergantung pada perawatan sejak proses pembibitan.
“Di Yasti ini, saya punya banyak jenis pohon yang saya rawat setiap hari agar nantinya bisa menghasilkan buah yang berkualitas. Begitu pula dengan pendidikan. Sejak kecil, anak-anak harus dididik dan diberikan pendidikan yang layak agar ketika dewasa, mereka bisa menjadi kebanggaan orang tuanya. Bisa jadi mereka kelak menjadi kepala desa, pengusaha, atau bahkan wakil menteri,” tutur Asep.
Namun, ia menegaskan bahwa pendidikan yang baik harus diimbangi dengan fondasi keimanan yang kuat. Kepandaian tanpa akhlak hanya akan melahirkan individu yang tidak bertanggung jawab.
“Kita berharap anak-anak tidak hanya menjadi pintar, tetapi juga memiliki akhlak mulia. Seperti buah yang berkualitas tinggi, jika penempatannya tidak tepat, harganya bisa berubah. Begitu pula manusia, kecerdasan tanpa akhlak bisa berakhir pada hal yang tidak baik,” tambahnya.
Komitmen Yasti di Tengah Tantangan Dunia Pendidikan
Di tengah berbagai tantangan yang melanda dunia pendidikan, mulai dari regulasi hingga kendala finansial, Yasti Sukabumi tetap mampu bertahan dan berkembang. Asep menyatakan bahwa Yasti sudah lama menerapkan kebijakan penghapusan biaya tunggakan bagi para alumninya yang kurang mampu.
“Kalau sekarang banyak yang membahas soal penghapusan biaya ijazah tertunggak, di Yasti kebijakan ini sudah kami jalankan sejak lama. Kami telah menggratiskan banyak ijazah bagi mereka yang kesulitan membayar tunggakan,” ungkapnya.
Menurutnya, Yasti selalu memisahkan antara sektor usaha yang bertujuan menghasilkan pendapatan dengan dunia pendidikan yang tidak seharusnya dijadikan ladang bisnis.
“Kami membedakan mana hak yayasan dan hak lembaga. Setiap tahunnya, lembaga pendidikan harus memiliki saldo nol agar kegiatan pembelajaran dapat terus berjalan tanpa kendala finansial. Sementara itu, yayasan bisa saja mengalami kerugian, tetapi itu bukan masalah karena dunia pendidikan harus tetap berlanjut,” jelasnya.
Asep percaya bahwa keberkahan akan selalu hadir bagi mereka yang tulus dalam menjalani niat baik. Ia bahkan pernah secara langsung membantu membebaskan tunggakan biaya pendidikan dengan akad ijab kabul bagi para siswa yang tidak mampu.
“Banyak yang memiliki utang jutaan rupiah, tetapi akhirnya hanya mampu membayar beberapa ratus ribu. Saya anggap itu sebagai bentuk sedekah Yasti untuk kemajuan pendidikan. Keikhlasan dalam membantu dunia pendidikan adalah investasi yang tak ternilai,” pungkasnya.
Dedikasi Asep dalam dunia pendidikan menjadi bukti bahwa perjuangan dalam mencerdaskan anak bangsa adalah tugas yang harus dilakukan dengan sepenuh hati. Dengan berbagai gebrakan yang telah dilakukan, ia berharap Yasti terus berkontribusi dalam membangun generasi yang unggul dan berakhlak mulia. (Cr5)