SUKABUMIKITA.ID – Wacana penggabungan empat kecamatan di wilayah timur Kabupaten Sukabumi ke dalam wilayah administratif Kota Sukabumi kembali mencuat. Sejumlah tokoh masyarakat yang tergabung dalam Koordinator Kepemudaan dan Organisasi Kemasyarakatan Susukecir menyuarakan aspirasi tersebut langsung ke Balai Kota Sukabumi, Senin (30/06/2025).
Empat kecamatan yang dimaksud adalah Sukaraja, Sukalarang, Kebonpedes, dan Cireunghas. Wilayah ini dikenal dengan akronim Susukecir. Para tokoh menegaskan bahwa perjuangan penggabungan ini telah berlangsung lebih dari dua dekade dan mendesak pemerintah segera menindaklanjutinya secara konkret.
“Kami sudah hampir dua dekade lebih berupaya agar Susukecir bisa masuk ke wilayah Kota Sukabumi. Ini bukan sekadar wacana baru, tapi aspirasi lama yang terus kami perjuangkan,” tegas Budi Adinata, Ketua Koordinator.
BACA JUGA: Wakil Wali Kota Sukabumi Resmikan Hajat Lembur: Kolaborasi Pendidikan, Budaya, dan Lingkungan
Keterikatan Geografis dan Sejarah Jadi Dasar Tuntutan
Budi menjelaskan bahwa secara geografis, sosial, dan ekonomi, Susukecir lebih terhubung dengan Kota Sukabumi daripada dengan pusat pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang berada jauh di Palabuhanratu.
“Bayangkan, warga harus pergi jauh ke Palabuhanratu hanya untuk urusan administratif. Padahal, aktivitas ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan warga Susukecir sudah sangat tergantung pada Kota Sukabumi,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa secara historis, wilayah Susukecir pernah menjadi bagian dari administrasi yang kini masuk ke Kota Sukabumi, seperti Gunungparang dan Kecamatan Cikole. Menurutnya, hal itu memperkuat alasan penggabungan.
“Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, juga memberi sinyal bahwa penggabungan lebih realistis ketimbang pemekaran wilayah,” imbuh Budi.
Pemkab Sukabumi Dinilai Tidak Sejalan
Meski aspirasi masyarakat semakin kuat, Pemerintah Kabupaten Sukabumi dinilai masih enggan melepas empat kecamatan tersebut. Menurut Budi, Pemkab lebih condong mendukung opsi pemekaran wilayah baru ketimbang penggabungan ke Kota Sukabumi.
“Kami pernah berdiskusi dengan Pemkab. Sayangnya, mereka lebih condong pada pemekaran. Padahal masyarakat sendiri lebih mendukung bergabung ke Kota,” jelasnya.
BACA JUGA: Wali Kota Sukabumi Tekankan Kemandirian Fiskal dan Disiplin Anggaran SKPD
Wali Kota Ayep Zaki: Kami Terbuka dan Sudah Komunikasi dengan Pusat
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menyatakan pihaknya terbuka dan siap mendengarkan aspirasi warga. Ia menegaskan bahwa wacana ini sudah masuk dalam agenda pembahasan bersama DPRD Provinsi Jawa Barat dan Komisi II DPR RI.
“Kami menerima para tokoh dari Sukaraja, Sukalarang, Kebonpedes, dan Cireunghas. Mereka mempertanyakan sejauh mana keseriusan kami. Dan memang sudah ada komunikasi dengan DPRD Jabar dan pusat,” ucap Ayep.
Ayep juga menyebut bahwa proses penggabungan tidak mudah karena melibatkan banyak pihak dan regulasi. Namun ia memastikan komitmen pemerintah kota untuk tetap mendukung aspirasi warga.
Masyarakat Harap Ada Kepastian Politik
Warga berharap proses ini tidak berakhir di meja diskusi saja. Mereka mendesak para pemangku kebijakan, baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional, untuk menunjukkan langkah nyata setelah perjuangan panjang selama lebih dari 20 tahun. (Cr5)
Komentar