SUKABUMIKITA.ID – Program Outing Class semakin marak digunakan di Sukabumi sebagai model pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna. SDN Sukasari 2 Kecamatan Cisaat pada hari Sabtu (09/11/2024) mengadakan kegiatan studi banding dengan mengunjungi Perguruan Yasti Cisaat, pelopor Gerakan Sekolah Menyenangkan di wilayah ini.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya pendidikan di Sukabumi dalam memberikan pengalaman belajar yang langsung berhubungan dengan lingkungan sekitar.
Outing class merupakan salah satu metode dalam kurikulum merdeka, yang memungkinkan siswa lebih dekat mengenal lingkungan, sejarah, budaya, dan aspek sosial masyarakat. Dr. Asep Ikhwan Awaluddin, seorang tokoh inovasi pendidikan di Sukabumi, mengungkapkan bahwa outing class adalah solusi tepat untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna.
“Melalui outing class, siswa bisa memahami materi pelajaran dengan lebih optimal, sekaligus meninggalkan kesan mendalam di ingatan mereka,” ungkap Dr. Asep.

Program outing class ini juga dilihat sebagai media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam menyampaikan ilmu pengetahuan secara praktis.
Vera (2012:17) dalam bukunya Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study) menegaskan bahwa outing class adalah cara mengajar di luar kelas yang memungkinkan siswa belajar bukan hanya dari teori, tetapi juga dari bukti nyata yang ada di lapangan.
Dengan demikian, siswa dapat belajar langsung dari kenyataan, yang membuat mereka lebih mudah mendalami materi pelajaran.
Kegiatan yang berlangsung hari ini melibatkan siswa SDN Sukasari 2 dalam berbagai aktivitas edukatif di fasilitas milik Perguruan Yasti Cisaat, seperti Taman Belajar Inspirasi, Kolam Sodaqoh, green house hidroponik, dan kebun buah Yasti Farming.
Baca juga: Turnamen E-Sports Mobile Legends di Yasti Sukabumi Didukung 3 Hutchison
Menurut Kepala SDN Sukasari 2, Endang Sumitra, outing class ini merupakan bagian dari Gerakan Sekolah Menyenangkan yang diimplementasikan sejak 2021 pasca pembelajaran jarak jauh selama pandemi COVID-19.
“Dengan konsep outing class, kami ingin mendekatkan siswa pada lingkungan, memberikan pengalaman yang nyata, dan memudahkan pendalaman materi,” ujar Endang, yang juga dikenal sebagai tokoh PGRI Kabupaten Sukabumi.
Di bawah bimbingan Instruktur hidroponik dan kebun buah Ibu Imel, siswa belajar langsung tentang teknologi pertanian hidroponik dan aquaponik yang dikombinasikan dengan kolam lele. Selain itu, siswa juga diajak mempraktikkan penanaman dan pemeliharaan pohon buah-buahan.

Ketua Yayasan Yasti Cisaat, Ahmad Zulfikar, menyatakan bahwa kegiatan ini tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan praktis, tetapi juga menanamkan rasa cinta lingkungan kepada para siswa.
“Outing class memberikan pengalaman belajar yang tidak hanya menyenangkan tetapi juga relevan dengan perkembangan zaman,” tegas Zulfikar.
Dengan kegiatan ini, diharapkan akan muncul generasi muda Gen Z yang berpotensi menjadi *Agropreneur* dan siap mendukung Indonesia menuju Generasi Emas 2045. (cr5)
Ikuti terus berita-berita selengkapnya di HP kamu, dengan menekan link tautan: Saluran WhatsApp Sukabumikita.id