RI Gandeng Swedia Perkuat Bioteknologi dan Sistem Kesehatan Nasional

Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin (kanan) menyampaikan paparannya dalam Konferensi Kesehatan SISP Indonesia-Swedia di Jakarta, Selasa (27/5/2025). Sumber foto: Istimewa

SUKABUMIKITA.ID — Pemerintah Indonesia menjajaki kerja sama strategis dengan Swedia di bidang teknologi kesehatan dan bioteknologi. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin usai mengikuti Konferensi Kesehatan SISP Indonesia-Swedia di Jakarta, Selasa (27/05/2025).

“Swedia memiliki kemajuan yang sangat pesat di bidang kedokteran presisi untuk diagnosis dan pengobatan berbasis bioteknologi. Kami ingin bekerja sama mengembangkan teknologi ini di Indonesia,” ujar Menkes Budi, dilansir dari Antara.

Menurutnya, Swedia merupakan negara dengan sistem layanan kesehatan yang sudah sangat terintegrasi dan menjadi pemimpin global di sektor tersebut. Oleh karena itu, Indonesia berencana untuk mengadopsi sejumlah inovasi Swedia, termasuk riwayat medis elektronik dan optimalisasi rasio tenaga kesehatan.

Menkes menyebut, saat ini Indonesia hanya memiliki 600 ribu perawat untuk 280 juta penduduk, dengan rasio 2,1 per 1.000 penduduk. Sementara itu, rasio dokter hanya 0,6 per 1.000 penduduk. Di sisi lain, Swedia memiliki rasio perawat jauh lebih tinggi, yakni 12 per 1.000 penduduk untuk populasi sekitar 10 juta jiwa.

“Swedia sudah mulai mencatat riwayat kesehatan warganya sejak tahun 1749, dan sistem tersebut kini sangat terintegrasi. Ini sangat membantu baik pasien maupun praktisi kesehatan,” imbuhnya.

Sebagai tindak lanjut, Kementerian Kesehatan RI akan mengirimkan tim ke Swedia dalam tiga bulan ke depan untuk mempelajari lebih dalam sistem kesehatan negara Skandinavia tersebut.

Selain itu, kerja sama riset dan pendidikan juga dijajaki, terutama melalui Institut Karolinska, lembaga riset kesehatan ternama di Swedia, yang akan bekerja sama dengan universitas serta badan riset Indonesia.

Menambah kekuatan kerja sama ini, Kemenkes RI dan Kemenkes Swedia telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) yang mencakup pertukaran informasi, pelatihan SDM kesehatan, dukungan teknologi, hingga investasi di perusahaan patungan Indonesia-Swedia di sektor kesehatan.

“Langkah ini bukan hanya untuk mengejar ketertinggalan, tapi juga untuk melompat lebih jauh menuju sistem kesehatan nasional yang modern, efisien, dan berbasis data,” tegas Menkes Budi. (Cr5)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *