SUKABUMIKITA.ID – Upaya Pemerintah Kota Sukabumi untuk memperkuat identitas kota sekaligus memperindah kawasan perbatasan wilayah kembali mendapat perhatian serius. Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, pada Kamis (07/08/2025), melakukan peninjauan langsung ke lokasi tugu batas Kota Sukabumi yang berada di Jalan Lingkar Selatan.
Kegiatan tersebut turut didampingi oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kota Sukabumi, Sony Hermanto, serta sejumlah pejabat teknis terkait. Dalam peninjauan tersebut, Wali Kota Ayep Zaki menyampaikan rencana besar pemerintahannya dalam lima tahun ke depan, salah satunya adalah pembangunan tujuh unit gapura ikonik di berbagai titik perbatasan Kota Sukabumi.
Gapura-gapura ini tidak hanya akan menjadi simbol penyambutan bagi siapa pun yang masuk ke wilayah kota, tetapi juga akan menjadi wujud nyata dari upaya pelestarian budaya dan identitas lokal.
“Gapura yang akan kita bangun tidak sekadar ornamen kota. Ini adalah simbol. Kita akan mengusung konsep lokal khas Sukabumi dengan mengadopsi bentuk pohon Pakujajar, atau masyarakat kita lebih mengenalnya dengan pohon pakis. Ini adalah lambang dari kekokohan, keseimbangan, dan filosofi hidup masyarakat Sukabumi,” ujar Ayep Zaki.
Lanjutnya, Ayep Zaki juga menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur menjadi salah satu agenda prioritas dalam masa kepemimpinannya ke depan. Menurutnya, pembangunan fisik tidak hanya penting dalam meningkatkan daya saing kota dan mendukung mobilitas warga, namun juga harus berakar pada konsep berkelanjutan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal.
“Infrastruktur yang dibangun hari ini, harus tetap relevan dan nyaman digunakan bahkan 10 atau 20 tahun mendatang. Oleh karena itu, saya tekankan kepada seluruh jajaran dinas teknis agar tidak main-main dengan kualitas. Setiap pembangunan harus mempertimbangkan aspek estetika, kekuatan struktur, dan tentu saja keberlanjutan lingkungan,” jelasnya tegas.
Dalam kesempatan tersebut, Ayep juga menyerukan pentingnya solidaritas lintas sektor, baik antara instansi pemerintah, kalangan swasta, hingga partisipasi aktif masyarakat. Menurutnya, pembangunan sebuah kota tidak akan berjalan maksimal bila hanya bertumpu pada pemerintah saja.
“Kita harus berjalan bersama, bergerak seirama dengan waktu. Kota ini milik semua. Maka membangun Sukabumi juga menjadi tanggung jawab semua. Saya mengajak seluruh elemen untuk saling mendukung, menjaga ritme, dan menciptakan kolaborasi nyata dalam mewujudkan Sukabumi yang maju dan layak huni lintas generasi,” tambahnya.
Rencana pembangunan tujuh gapura ini bukan tanpa alasan. Menurut keterangan dari Kepala Dinas PUTR, Sony Hermanto, selama ini titik-titik batas wilayah Kota Sukabumi belum memiliki visualisasi yang kuat sebagai penanda identitas wilayah. Keberadaan gapura ini nantinya akan menjawab kebutuhan tersebut.
“Gapura akan dibangun di beberapa titik strategis yang merupakan akses masuk utama ke Kota Sukabumi. Fungsinya bukan hanya sebagai penanda wilayah administratif, tetapi juga menjadi wajah pertama kota yang dilihat oleh pendatang. Oleh karena itu, desainnya harus unik, kuat secara visual, dan merepresentasikan nilai-nilai budaya serta kekinian,” ungkap Sony.
Pihaknya juga menyebutkan bahwa desain gapura sedang dalam tahap finalisasi dan akan melibatkan para arsitek lokal serta budayawan untuk memastikan bangunan ini tidak hanya kuat dari sisi struktur, tetapi juga kaya makna.
Program pembangunan gapura ini menjadi bagian dari visi besar Ayep Zaki untuk mewujudkan Sukabumi sebagai kota yang hidup, berkembang, dan adaptif terhadap perubahan zaman. Menurutnya, pembangunan fisik harus dibarengi dengan pembangunan nilai dan karakter masyarakat.
“Gapura hanyalah bagian kecil dari pembangunan. Yang lebih penting adalah semangat di baliknya, yaitu menjaga identitas kota sekaligus terus berbenah menjadi lebih baik. Kita ingin Sukabumi menjadi kota yang kuat secara fisik dan nilai, bisa menyambut masa depan tanpa kehilangan jati dirinya,” ujar Ayep menutup sesi peninjauan. (Cr5)
Komentar