Kota Sukabumi Jadi Contoh Nasional, Raih Rp5,5 Miliar Insentif Fiskal karena Sukses Tekan Stunting

SUKABUMIKITA.ID Kota Sukabumi kembali menorehkan prestasi membanggakan di tingkat nasional. Pemerintah pusat memberikan insentif fiskal sebesar Rp5,5 miliar kepada Kota Sukabumi atas keberhasilannya menurunkan angka prevalensi stunting secara signifikan dalam dua tahun terakhir.

Penghargaan tersebut di serahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting 2025 yang digelar oleh Kementerian Kesehatan di Auditorium Kemenkes, Jakarta, Rabu (12/11/2025).

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki hadir langsung dalam kegiatan tersebut di dampingi Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Ida Halimah. Ia menyampaikan rasa syukur sekaligus apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam upaya penurunan angka stunting di daerahnya.

“Alhamdulillah, hari ini Kota Sukabumi mendapatkan insentif fiskal sebesar Rp5,5 miliar yang di serahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia. Prestasi ini diraih berkat keberhasilan menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 7,2 persen, dari 26,4 persen menjadi 19,2 persen,” ungkap Ayep Zaki.

Menurutnya, capaian tersebut merupakan hasil kerja bersama antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, kader PKK, dan Posyandu yang terus aktif melakukan intervensi gizi, edukasi, serta pemantauan tumbuh kembang anak di tingkat keluarga.

“Kami tidak akan berhenti di sini. Target kami adalah agar Sukabumi menjadi salah satu kota yang mampu mencapai sasaran nasional penurunan stunting di bawah 14 persen pada tahun 2029,” tegasnya.

Apresiasi Pemerintah Pusat atas Upaya Daerah

Dalam sambutannya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memberikan apresiasi kepada seluruh daerah yang berhasil menurunkan angka stunting secara signifikan, termasuk Kota Sukabumi.

Ia menyebut, untuk pertama kalinya sejak 2013, angka stunting nasional berhasil turun di bawah 20 persen, yakni menjadi 19 persen pada 2024, setelah sebelumnya bertahan di atas 30 persen selama satu dekade. “Ini capaian besar, tetapi kita masih punya pekerjaan rumah besar untuk mencapai target 14 persen di tahun 2029,” ujar Budi Gunadi.

Sementara itu, Kepala BKKBN, Wihaji, menegaskan bahwa percepatan penurunan stunting menjadi salah satu prioritas nasional yang tercantum dalam RPJMN 2025–2029 dan RPJPN 2025–2045.

“Rapat koordinasi ini menjadi forum untuk memperkuat sinergi dan komitmen lintas sektor. Sekaligus memberikan penghargaan kepada daerah berprestasi seperti Kota Sukabumi,” kata Wihaji.

Gibran: Keberhasilan Ini Hasil Sinergi Semua Pihak

Dalam arahannya,  Gibran menekankan bahwa keberhasilan menekan angka stunting nasional tidak lepas dari kerja sama berbagai pihak. Baik itu pemerintah pusat, daerah, dan masyarakat. “Program ini harus kita kawal bersama. Penurunan angka stunting bukan hasil kerja satu pihak, melainkan hasil sinergi dari semua elemen bangsa,” kata Gibran.

Ia juga mengapresiasi Provinsi Jawa Barat, yang berhasil mencatat penurunan stunting sebesar 5,8 persen. Sekaligus menjadikan beberapa daerahnya, termasuk Sukabumi, sebagai contoh praktik baik nasional dalam pembangunan sumber daya manusia.

Sukabumi Menuju Generasi Emas Bebas Stunting

Wali Kota Ayep Zaki menegaskan, bahwa pihaknya akan terus memperkuat koordinasi lintas sektor. Termasuk dengan dunia usaha, lembaga pendidikan, serta masyarakat. Agar, penurunan stunting di Sukabumi terus berlanjut secara berkelanjutan.

“Kami akan terus memperkuat kolaborasi agar generasi muda Sukabumi tumbuh sehat. Serta tangguh dan siap bersaing untuk masa depan yang lebih baik,” pungkasnya. (Cr5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *