Kisah Cecep, ‘Cleaner Masjid’ Asal Sukabumi yang Diundang Haji oleh Kerajaan Arab Saudi

SUKABUMIKITA.ID – Tak ada yang menyangka, sosok sederhana bernama Muhammad Cecep Abdullah, pria berusia 27 tahun asal Kota Sukabumi yang dikenal luas sebagai pemilik akun “Cleaner Masjid” di media sosial, kini akan berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah haji.

Bukan sebagai jemaah biasa, Cecep menerima undangan khusus dari Kerajaan Arab Saudi untuk berhaji tahun ini, sebuah kehormatan langka yang menjadi impian jutaan umat Muslim di seluruh dunia.

Pria yang tinggal di Jalan Tipar, Gang Amarta 2 RT 05/06, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang ini menjadi perhatian publik sejak aksinya membersihkan masjid-masjid secara sukarela dan konsisten diunggah ke media sosial.

Tak jarang ia membersihkan masjid yang luput dari perhatian, mulai dari lantai yang kotor, kamar mandi yang jorok, hingga lingkungan sekitar masjid yang tak terurus. Dari sinilah julukan “Cleaner Masjid” melekat pada dirinya.

Namun, yang terjadi baru-baru ini bukan sekadar pengakuan publik, melainkan balasan ilahi yang nyata dari perjuangan Cecep. Ia akan bergabung dengan 20 orang terpilih dari berbagai daerah di Indonesia dalam rombongan haji undangan resmi Kerajaan Arab Saudi tahun 2025.

Perjalanan spiritual ini bermula dari mimpi yang ia panjatkan setahun lalu, saat namanya mulai dikenal publik menjelang Idul Adha 2024.

Saat itu, Cecep tengah menonton televisi dan melihat liputan tentang jemaah haji yang diundang langsung oleh Kerajaan Arab Saudi. Hatinya terketuk.

“Aku lihat berita sedang hajian, ada beberapa orang yang berangkat karena diundang kerajaan. Saat itulah aku berdoa kepada Allah, ‘Ya Allah, izinkan aku bisa haji lewat jalur kerajaan’,” cerita Cecep, Jumat (23/05/2025).

Muhammad Cecep Abdullah, pria berusia 27 tahun asal Kota Sukabumi yang dikenal luas sebagai pemilik akun “Cleaner Masjid“.

Doa itu kembali ia panjatkan saat menjalani ibadah umrah ketiganya, terutama ketika ia bersujud dalam keheningan di Raudhah.

Tempat yang diyakini umat Muslim sebagai salah satu lokasi mustajab untuk memohon doa di Masjid Nabawi, Madinah.

“Dalam sujud terakhir aku minta: ‘Ya Allah, berikan aku haji, dengan jalan apa pun yang Engkau kehendaki’,” ucapnya, matanya berkaca-kaca mengingat momen tersebut.

Tak berselang lama, tanda-tanda terkabulnya doa mulai bermunculan. Selepas kembali dari ibadah umrah, Cecep melihat ada tujuh panggilan tak terjawab di ponselnya.

Ia tak menyangka, salah satunya datang dari seorang pimpinan stasiun televisi nasional yang mengenalnya dari media sosial. Pimpinan itu ternyata memiliki koneksi langsung dengan program haji undangan dari kerajaan.

“Pak itu tanya, ‘Cecep, sudah pernah haji?’ Saya jawab belum, bahkan sekarang masih di Tanah Suci menjalani umroh. Terus beliau tanya, ‘Kalau ditawari haji tahun ini mau nggak?’ Ya tentu saya jawab, ‘Mau sekali, Pak’,” kenang Cecep dengan suara lirih.

Awalnya Cecep sempat ragu, takut jika itu hanya lelucon atau penipuan. Namun setelah proses klarifikasi dan komunikasi lebih lanjut, ia akhirnya resmi dimasukkan ke dalam grup calon jemaah haji undangan kerajaan tahun 2025.

Yang membuat kisah ini semakin menyentuh adalah fakta bahwa Cecep akan berangkat sendirian dari Sukabumi. Ia menjadi satu-satunya wakil dari Kota Sukabumi, dalam rombongan yang terdiri dari tokoh-tokoh inspiratif dari seluruh Indonesia. Keberangkatannya dijadwalkan pada 29 Mei 2025 mendatang.

Meski berangkat sendiri tanpa keluarga, Cecep tak merasa kesepian. Semangat dan harapannya justru kian besar untuk membawa doa-doa masyarakat Sukabumi dan para pengikutnya di media sosial ke Tanah Suci.

“Saya percaya, ini bukan karena saya hebat, tapi karena Allah mendengar doa saya dan orang-orang yang mendoakan,” ucapnya penuh haru.

Cecep bukan seorang tokoh publik, bukan pejabat, bukan pula selebritas. Ia hanya seorang pemuda yang dengan ketulusan hati, tanpa pamrih, dan tanpa bayaran, membersihkan masjid-masjid yang menurutnya adalah “rumah Allah yang seharusnya dirawat dengan cinta”.

Kisahnya membuktikan bahwa kebaikan sekecil apapun, jika dilakukan dengan keikhlasan, tidak akan pernah sia-sia.

Aksinya bukan hanya membersihkan lantai atau kaca masjid, tetapi membersihkan hati banyak orang dari prasangka dan membangkitkan semangat gotong royong dalam merawat tempat ibadah.

“Saya hanya ingin masjid terlihat bersih, nyaman, agar orang betah beribadah. Saya tidak pernah berharap apa-apa dari manusia. Tapi Allah kasih lebih,” ujarnya.

Kisah Muhammad Cecep Abdullah bukan hanya kabar gembira bagi Kota Sukabumi, tetapi juga teladan bagi generasi muda tentang bagaimana pengabdian yang jujur dan sederhana bisa membuka jalan luar biasa.

Ia membuktikan bahwa jalan menuju Tanah Suci tidak selalu harus melalui antrean panjang atau kekayaan materi. Ada juga jalur cinta dan keikhlasan, yang dibalas dengan undangan istimewa langsung dari negeri dua tanah haram.

“Siapa sangka dari bersih-bersih masjid bisa sampai ke Baitullah. Ini semua karena rahmat Allah,” tutupnya. (Cr5)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *