oleh

Dinkes Kota Sukabumi Siaga Hadapi Ancaman Varian Baru Covid-19

-KESEHATAN-3010 Dilihat
banner 468x60

SUKABUMIKITA.ID – Potensi ancaman dari gelombang baru Covid-19 membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi kembali mengambil langkah proaktif. Sejumlah strategi pencegahan diperkuat menyusul peringatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) terkait munculnya varian baru seperti XEC, JN.1, LF.7, dan NB.1.8 yang dilaporkan menyebar di negara-negara Asia, termasuk Thailand, Hong Kong, Malaysia, dan Singapura.

Arahan ini tertuang dalam Surat Edaran Kemenkes Nomor SR.03.01/C/1422/2025 yang dikeluarkan pada 23 Mei 2025. Seluruh pemerintah daerah, termasuk Kota Sukabumi, diminta untuk kembali menegakkan protokol kesehatan, mengaktifkan deteksi dini di fasilitas layanan kesehatan, serta melakukan pemetaan risiko untuk mencegah transmisi lebih luas.

banner 336x280

Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R. Muthmainnah, M.Kes., menyatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan langkah konkret, terutama melalui Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Fokus utama diarahkan pada penguatan edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta peningkatan kesiapsiagaan di seluruh fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik, hingga rumah sakit.

“Kami memperkuat sistem yang selama ini telah berjalan. Edukasi ke masyarakat kembali digencarkan agar mereka sadar pentingnya menjaga kebersihan, termasuk mencuci tangan dan memakai masker saat perlu,” ujar Reni saat ditemui pada Kamis (26/06/2025).

Ia juga menegaskan, hingga saat ini belum ditemukan kasus baru Covid-19 di Kota Sukabumi. Namun, Dinkes tidak ingin kecolongan. Proses deteksi dini terus ditingkatkan agar setiap potensi penyebaran dapat ditangani sejak awal.

Belajar dari Pandemi Sebelumnya

Kota Sukabumi punya pengalaman panjang menghadapi pandemi Covid-19. Kasus pertama tercatat pada 1 April 2020, menandai awal masa krisis yang memukul berbagai sektor. Pada periode Mei-Juni 2020, kota ini sempat mencatat prestasi sebagai zona hijau dengan tingkat positivity rate di kisaran 1-2 persen.

Kala itu, penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat sangat membantu menekan angka kasus. Bahkan, Wakil Presiden Ma’ruf Amin sempat mengunjungi Kota Sukabumi untuk meninjau kesiapan pembelajaran tatap muka yang dijadikan percontohan nasional.

Belajar dari pengalaman tersebut, Dinkes kini tidak ingin terlena. Ancaman dari varian baru dinilai cukup serius karena tingkat penyebarannya lebih cepat dibandingkan varian sebelumnya.

“Kami mendorong masyarakat untuk kembali waspada. Jangan menunggu kasus melonjak baru bertindak. Penting menjaga imunitas, melaporkan gejala kesehatan, dan mendukung upaya preventif yang dilakukan pemerintah,” tegas Reni.

Selain itu, kolaborasi menjadi kunci. Dinkes menggandeng berbagai elemen masyarakat serta tenaga kesehatan dalam memperkuat sistem respons di lapangan.

“Kita semua punya peran penting dalam menghadapi gelombang ini. Masyarakat, fasilitas kesehatan, dan pemerintah harus satu visi demi keselamatan bersama,” tandasnya. (Cr5)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *