SUKABUMIKITA.ID – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi terus memperkuat strategi lintas sektor dalam menangani pasien Orang dengan HIV (ODHIV) yang masuk kategori Lost to Follow Up (LFU), yakni pasien yang terputus dari layanan pengobatan. Langkah ini dilakukan sebagai upaya nyata menekan angka penularan HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas hidup para penyintas.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, menegaskan pentingnya kerja sama antara berbagai pihak—baik pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, maupun fasilitas layanan kesehatan—untuk menjangkau kembali pasien LFU agar kembali menjalani pengobatan secara rutin.
“Pertemuan ini menjadi langkah strategis lintas sektor guna memperkuat penanggulangan HIV/AIDS di daerah,” ujar Wita kepada wartawan, Selasa (05/08/2025).
Menurut Wita, situasi HIV/AIDS di Kota Sukabumi masih menghadapi tantangan besar, khususnya dalam menjangkau ODHIV yang menghentikan pengobatan. Berbagai faktor menjadi penyebab utama, mulai dari stigma sosial, diskriminasi, hingga kurangnya pemahaman mengenai pentingnya terapi antiretroviral (ARV).
“Berbagai faktor sosial, stigma, dan kurangnya pemahaman menjadi penyebab utama pasien menghentikan pengobatan secara tiba-tiba,” jelasnya.
Untuk itu, Dinkes menilai pendekatan berbasis komunitas menjadi salah satu solusi penting, di samping edukasi yang berkelanjutan. Edukasi ini dinilai mampu meningkatkan kesadaran masyarakat dan memperkecil potensi diskriminasi terhadap ODHIV.
“Pertemuan ini juga menjadi wadah diskusi antarsektor untuk menyusun rencana aksi konkret,” imbuhnya.
Dalam pertemuan tersebut, sejumlah strategi utama dibahas untuk meningkatkan capaian layanan HIV di kota. Di antaranya adalah:
-
Pelacakan pasien LFU secara aktif, baik melalui petugas kesehatan maupun kader masyarakat.
-
Penguatan sistem pencatatan dan pelaporan agar setiap pasien dapat terpantau secara lebih akurat.
-
Pendampingan intensif oleh petugas lapangan, guna memastikan pasien mendapatkan dukungan psikososial dan motivasi untuk menjalani terapi kembali.
Dinkes Kota Sukabumi berharap dengan upaya terintegrasi ini, jumlah ODHIV yang kembali mengakses layanan pengobatan dapat meningkat secara signifikan. Hal ini penting untuk menekan angka infeksi baru dan mewujudkan target eliminasi HIV/AIDS jangka panjang.
“Kolaborasi berkelanjutan menjadi kunci utama dalam memutus mata rantai HIV/AIDS di Kota Sukabumi,” pungkas Wita.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen Dinkes untuk tidak hanya melakukan penanganan medis, tetapi juga pendekatan holistik yang melibatkan aspek sosial, edukatif, dan komunitas. (Cr5)
Komentar