SUKABUMIKITA.ID – Upaya penanggulangan HIV/AIDS di Kota Sukabumi kembali diperkuat melalui forum pertemuan lintas sektor yang digelar oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, yang diselenggarakan beberapa waktu lalu.
Fokus utama pertemuan ini adalah penanganan pasien HIV yang dikategorikan sebagai Lost to Follow Up (LFU), yaitu mereka yang tidak lagi menjalani terapi pengobatan secara rutin.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Sukabumi, drg. Wita Darmawanti, menyatakan bahwa sinergi antar-lembaga menjadi hal krusial dalam mengembalikan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) ke layanan pengobatan.
“Pertemuan ini menjadi langkah awal yang strategis. Kami ingin memastikan bahwa semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah daerah, LSM, hingga petugas lapangan, punya peran dan strategi yang terarah,” ujar drg. Wita, Senin (02/06/2025).
Ia menjelaskan bahwa tantangan utama saat ini adalah menjangkau kembali pasien yang menghentikan pengobatan. Banyak di antara mereka terhambat oleh faktor sosial, tekanan stigma dari lingkungan, hingga kurangnya pemahaman tentang pentingnya terapi antiretroviral (ARV) secara konsisten.
“Penting bagi kita untuk mendekati kasus ini dengan perspektif komunitas, melalui edukasi yang berkelanjutan. Edukasi bukan hanya soal medis, tapi juga membangun rasa aman dan dukungan bagi pasien,” tambahnya.
Dalam forum tersebut, Dinkes Kota Sukabumi bersama mitra lintas sektor juga membahas sejumlah strategi seperti pelacakan aktif pasien LFU, peningkatan sistem monitoring dan pelaporan, serta penguatan peran pendamping pasien di lapangan.
“Melalui pendekatan kolaboratif ini, kami berharap dapat menekan laju penularan HIV di masyarakat, sekaligus meningkatkan kualitas hidup pasien yang kembali ke jalur pengobatan,” jelas drg. Wita.
Ia menekankan, jika pendekatan ini dilakukan secara konsisten, maka angka keberhasilan pengobatan HIV di Kota Sukabumi akan meningkat signifikan. Kolaborasi dan dukungan dari semua elemen masyarakat, menurutnya, adalah kunci dalam memutus mata rantai penyebaran HIV/AIDS. (Cr5)
Komentar