AS Desak Pemecahan Google, Dampaknya Meluas ke Pasar Teknologi?

Gambar ilustrasi. Sumber foto: Istimewa.

SUKABUMIKITA.ID – Departemen Kehakiman Amerika Serikat (DOJ) mengajukan langkah besar untuk merombak dominasi Google di pasar mesin pencari.

Dalam dokumen yang diserahkan kepada pengadilan, DOJ mengusulkan agar Google dipecah dengan melakukan divestasi terhadap sejumlah aset penting, termasuk peramban Chrome dan sistem operasi Android.

Langkah ini diajukan sebagai bagian dari kasus anti monopoli yang sedang berlangsung, dengan tujuan membatasi kendali Google atas pasar pencarian dan iklan digital.

DOJ menilai bahwa divestasi ini diperlukan untuk menciptakan pasar yang lebih kompetitif, mengingat selama bertahun-tahun Google telah memanfaatkan kedua produk tersebut untuk mendominasi industri pencarian online.

Keputusan divestasi ini diajukan kepada hakim, dan jika disetujui, bisa menyebabkan gangguan signifikan bagi Google.

Baca juga: Bentuk Talenta Digital Berdaya Saing Global, Indosat Ooredoo Hutchison Hadirkan Kelas AI dan Otomasi di IDCamp 2024

Perusahaan ini selama ini mendapatkan mayoritas pendapatannya dari iklan digital yang bergantung pada hasil pencarian yang dipersonalisasi.

Namun, divestasi bukan satu-satunya solusi yang dipertimbangkan. DOJ juga menyarankan agar Google diwajibkan membagikan data hasil pencarian dan indeks pencarian kepada para pesaing.

Hal itu sebagai cara untuk membuka jalan bagi kompetitor yang lebih kecil dan meningkatkan persaingan di industri ini.

Langkah ini dinilai dapat mengurangi dominasi Google yang terlalu besar dan memberi peluang bagi perusahaan-perusahaan teknologi lain untuk berkembang.

Tekanan terhadap Alphabet, perusahaan induk Google, semakin meningkat seiring perkembangan kasus ini. Pada penutupan perdagangan Rabu (9/10/2024), harga saham Alphabet turun sebesar 1,5% menjadi US$ 161,86.

Penurunan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terkait kemungkinan Google dipaksa untuk melakukan perubahan besar dalam operasionalnya.

Gil Luria, seorang analis dari D.A. Davidson, dalam wawancara dengan Reuters pada Kamis (10/10/2024), mengingatkan bahwa upaya DOJ ini dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap bisnis Google.

Menurut Luria, jika divestasi terjadi, Google akan menghadapi tantangan yang lebih berat, terutama karena semakin kuatnya tekanan dari perusahaan-perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) seperti OpenAI dan Perplexity, yang mulai menarik perhatian pasar teknologi global.

Menurut penelitian dari firma riset eMarketer, pangsa pasar iklan pencarian Google di Amerika Serikat diprediksi akan turun di bawah 50% pada 2025. Ini akan menjadi kali pertama dalam lebih dari satu dekade Google kehilangan posisi dominannya di pasar ini.

Perubahan ini memperlihatkan bahwa Google sedang menghadapi tantangan serius di tengah persaingan yang semakin ketat.

Sejumlah perusahaan lain diperkirakan akan meraih keuntungan besar jika Google mengalami pelemahan. Mesin pencari yang lebih kecil seperti DuckDuckGo, yang fokus pada privasi pengguna, bersama Microsoft Bing, mungkin akan mendapatkan peluang untuk memperluas pangsa pasarnya.

Selain itu, perusahaan teknologi yang berfokus pada kecerdasan buatan seperti Meta Platforms dan Amazon juga disebut-sebut bisa menjadi pesaing tangguh Google di masa depan.

Kamyl Bazbaz, Wakil Presiden Senior untuk Urusan Publik di DuckDuckGo, menegaskan bahwa langkah-langkah struktural diperlukan untuk menciptakan persaingan yang adil di pasar.

“Tidak ada solusi tunggal yang bisa dengan cepat mengatasi monopoli Google,” ujarnya kepada Reuters, Kamis (10/10/2024).

“Perubahan mendasar dan bertahap dibutuhkan untuk benar-benar membebaskan pasar dari cengkeraman monopoli ini.” sambungnya.

Dalam beberapa bulan mendatang, kasus ini akan terus menjadi sorotan, dengan banyak pihak yang menunggu keputusan pengadilan terkait apakah Google akan dipaksa untuk memecah asetnya atau berbagi data dengan para pesaingnya.

Apapun hasilnya, keputusan ini akan berdampak besar pada ekosistem teknologi global, dan mengubah peta persaingan di dunia digital. (cr5)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *