SUKABUMIKITA.ID – Kasus dugaan bullying dan kekerasan terhadap anak yang sempat mencuat dalam dua tahun terakhir di Kota Sukabumi kembali menjadi sorotan publik. Meski sebelumnya Polres Sukabumi Kota telah mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) atas laporan Dudy Syahprialdi—orang tua korban, perkara ini kini kembali mengemuka, Jumat (05/06/2025).
Upaya hukum untuk membuka kembali kasus yang dinilai belum tuntas masih bergulir. Bahkan, Komisi III DPRD Kota Sukabumi sudah melakukan audiensi dengan berbagai pihak, termasuk keluarga korban, guna menggali fakta-fakta yang dianggap belum terungkap.
Baru-baru ini, Dudy mendapat undangan langsung dari Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, untuk bertemu di rumah dinasnya. Didampingi oleh LSM An Nahl, ia menyampaikan kesaksian sekaligus harapan agar kasus yang menimpa anaknya dapat diselesaikan secara adil.
“Alhamdulillah, sesuai harapan saya akhirnya bisa bertemu dengan Bapak Wali Kota. Harapan terbesar saya adalah adanya keadilan bagi anak saya, dan adanya penyembuhan. Bagi saya, terapi terbaik bagi anak saya adalah melihat para pelaku dihukum dan menerima konsekuensi atas perbuatannya,” ungkap Dudy.
Menurutnya, putusan pengadilan pada Januari 2024 telah menunjukkan adanya bukti terkait peristiwa tersebut. Namun hingga kini, ia menilai tidak ada tindak lanjut tegas, baik dari pihak sekolah maupun dinas terkait.
“Terkait dengan sekolah yang sudah merekayasa kasus ini, saya berharap Komisi III DPRD Kota Sukabumi menepati ucapannya. Tahun 2023 mereka pernah menyatakan, jika terbukti maka izin sekolah akan dicabut. Sekarang buktinya sudah ada, tapi tidak ada langkah nyata. Saya harap dinas-dinas yang terlibat juga diproses sesuai aturan hukum,” tegasnya.
Komitmen Pemerintah Kota
Menanggapi hal itu, Wali Kota Sukabumi, Ayep Zaki, menyampaikan bahwa pihaknya akan menunggu rekomendasi resmi dari DPRD sebagai dasar langkah selanjutnya.
“Orang tua korban sebelumnya sudah datang ke Komisi III DPRD. Sekarang kita tunggu rekomendasi DPRD kepada saya sebagai pimpinan daerah. Setelah itu, saya akan tanyakan ke dinas terkait dan kita akan koordinasikan langkah-langkah berikutnya,” jelas Ayep.
Ia menegaskan, pemerintah daerah berkomitmen untuk meminimalisir praktik bullying di sekolah-sekolah. Menurutnya, kasus yang sudah terjadi harus menjadi pelajaran bersama agar ada solusi yang adil bagi korban dan keluarganya.
“Yang jelas, kita ingin ada solusi terbaik. Saya berharap anak dan keluarganya bisa menerima keadilan. Sebagai kepala daerah, saya akan berusaha mencari jalan keluar yang tepat,” tandasnya.
Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota juga sempat melakukan video call dengan orang tua murid lain yang mengaku anaknya mengalami perlakuan serupa di sekolah yang sama. Hal ini memperkuat dugaan bahwa kasus bullying di lembaga pendidikan tersebut bukanlah insiden tunggal, melainkan masalah serius yang membutuhkan penyelesaian menyeluruh. (Cr5)
Komentar