SUKABUMIKITA.ID — Menteri Kebudayaan Republik Indonesia Fadli Zon mengungkapkan bahwa proyek penulisan ulang sejarah Indonesia telah berjalan sejak Januari 2025, dengan total anggaran sebesar Rp9 miliar. Saat ini, progres penyusunan tersebut sudah melampaui 50 persen.
“Kalau tidak salah catatannya Rp9 miliar. Enggak banyak sih,” ujar Fadli, dikutip dari media nasional, Senin (26/05/2025).
Fadli menegaskan bahwa proyek penulisan ulang ini bertujuan untuk menghadirkan buku sejarah nasional yang menjadi bahan pembelajaran resmi di sekolah-sekolah.
Ia berharap sejarah kembali menjadi mata pelajaran wajib di seluruh jenjang pendidikan, seperti halnya mata pelajaran US History di Amerika Serikat.
“Nanti kita akan berkoordinasi supaya masyarakat kita, rakyat kita itu mengerti sejarah dan tidak melupakan atau meninggalkan sejarah kita,” ujarnya.
Fadli menyoroti pentingnya membangun narasi sejarah yang lebih positif, mencakup kontribusi dan capaian para pemimpin bangsa dari masa ke masa. Ia menilai, selama 26 tahun terakhir, Indonesia belum pernah menulis ulang sejarah secara menyeluruh.
“Kalau dicari kekurangan para pemimpin pasti ada, tapi bukan itu tujuannya. Kita ingin menyampaikan apa yang telah dilakukan di masa Bung Karno, Pak Harto, sampai masa Pak Jokowi,” tegasnya.
Dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR RI, Fadli memaparkan bahwa buku sejarah tersebut akan terdiri dari 11 jilid yang mencakup periode penting dan kompleksitas perjalanan bangsa.
Berikut 11 Jilid Penulisan Sejarah Indonesia:
-
Sejarah Awal Nusantara
-
Nusantara dalam Jaringan Global: India dan Cina
-
Nusantara dalam Jaringan Global: Timur Tengah
-
Interaksi dengan Barat: Kompetisi dan Aliansi
-
Respons terhadap Penjajahan
-
Pergerakan Kebangsaan
-
Perang Kemerdekaan Indonesia
-
Masa Bergejolak dan Ancaman Integrasi
-
Orde Baru (1967–1998)
-
Era Reformasi (1999–2024)
-
Faktaneka dan Indeks
Fadli memastikan bahwa penyusunan sejarah ini dilakukan dengan melibatkan para sejarawan dan akademisi yang kompeten di bidangnya, agar menghasilkan narasi sejarah yang berimbang, ilmiah, dan membangun kesadaran kebangsaan. (Cr5)
Komentar