SUKABUMIKITA.ID – Peringatan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi pada Kamis, 10 April 2025, menjadi tonggak penting yang dipenuhi semangat kebersamaan, penghormatan terhadap sejarah, dan tekad kuat menatap masa depan. Pemerintah Kota Sukabumi mengawali peringatan ini dengan menggelar ziarah rombongan ke Taman Makam Pahlawan Suryakencana, sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjasa bagi tanah kelahiran.
Suasana upacara ziarah berlangsung khidmat. Wali Kota Sukabumi, H. Ayep Zaki, memimpin langsung prosesi tersebut, didampingi Wakil Wali Kota Bobby Maulana, unsur Forkopimda, jajaran instansi pemerintah, organisasi kemasyarakatan, mahasiswa, hingga para pelajar. Doa bersama dan tabur bunga menjadi momen reflektif yang mengingatkan seluruh peserta pada arti perjuangan dan pengorbanan para pendahulu dalam membangun Kota Sukabumi.
Ziarah Sebagai Simbol Rasa Hormat dan Kesadaran Sejarah
Wali Kota Ayep Zaki menegaskan bahwa ziarah ini bukan sekadar ritual tahunan, melainkan wujud penghormatan yang mendalam terhadap nilai-nilai sejarah dan perjuangan. “Kita tidak akan pernah sampai di titik ini tanpa perjuangan para pahlawan. Peringatan hari jadi ini menjadi pengingat bahwa kita melangkah di atas pijakan sejarah yang telah mereka tanam,” ujar Ayep.
Ia menambahkan bahwa Kota Sukabumi harus terus tumbuh sebagai kota yang kuat secara spiritual dan material, selaras dengan akar sejarah dan nilai-nilai tradisi masyarakat Sunda.
Rapat Paripurna: Menyatukan Gagasan, Menyulam Harapan
Setelah upacara ziarah, peringatan dilanjutkan dengan Rapat Paripurna DPRD Kota Sukabumi yang berlangsung di Ruang Rapat Paripurna DPRD. Rapat ini dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemprov Jabar Kusmana Hartadji, Forkopimda, serta tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Wali Kota Ayep Zaki menekankan bahwa sejak berdiri pada 1 April 1914, Kota Sukabumi telah mengalami transformasi luar biasa. Dari masa ke masa, para pemimpinnya terus berupaya menjaga marwah kota yang dibangun untuk rakyat—dahulu dikenal dengan istilah Kota Praja.
“Kota ini dibangun untuk memberi pelayanan dan ketenteraman bagi rakyat. Maka pembangunan harus selalu berpijak pada kemaslahatan masyarakat,” jelas Ayep.
“Ayeuna Waktunya Kota Sukabumi Bercahaya”
Tema besar tahun ini, “Ayeuna Waktunya Kota Sukabumi Bercahaya,” menjadi semangat utama dalam setiap rangkaian kegiatan peringatan. ‘Bercahaya’ diartikan bukan hanya secara fisik, tetapi juga moral dan spiritual—kota yang bersih, cerdas, harmonis, agamis, dan berdaya.
Wali Kota Ayep menggambarkan kondisi ideal Sukabumi sebagai kota yang kokoh, tenteram, dan sejahtera. Ia menyampaikan bahwa ketika masyarakat kuat secara lahir dan batin, maka perdamaian dan kesejahteraan akan tercipta. “Damai bukan berarti sunyi, tetapi keadaan masyarakat yang hidup dalam ketenangan dan produktivitas,” ujarnya.
Makna 111: Simbol Kolaborasi dan Kekompakan
Menariknya, Ayep memberikan makna simbolis pada angka 111—angka yang dianggap sebagai representasi kekompakan, kesatuan langkah, dan sinergi antara pemerintah dan masyarakat. “Tiga angka satu ini mencerminkan kekuatan kolaborasi. Inilah fondasi Kota Sukabumi ke depan,” ucapnya penuh semangat.
Ia pun mengutip pepatah Sunda, “Ka cai jadi saleuwi, ka darat jadi salebak,” sebagai simbol pentingnya persatuan dan harmoni di tengah kehidupan bermasyarakat. Ayep menegaskan bahwa nilai saling asah, asih, dan asuh harus terus menjadi semangat dasar warga Sukabumi.
Visi ke Depan: Sukabumi yang Mandiri dan Berdaya
Dalam pidatonya, Ayep juga menyinggung soal peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai indikator kemandirian kota. Ia menekankan bahwa kota yang mandiri adalah kota yang mampu membiayai pembangunan tanpa bergantung sepenuhnya pada pusat.
Namun, menurutnya, pembangunan tidak cukup dengan narasi besar. Diperlukan kerja nyata dan kolaborasi seluruh lapisan masyarakat. Ia pun mengangkat pentingnya penerapan nilai-nilai Panca Waluya yang digaungkan Gubernur Dedi Mulyadi: cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (cerdas), dan singer (tangkas).
“Kelima nilai ini adalah fondasi pembangunan manusia unggul yang akan membawa Sukabumi menuju masa depan emas,” jelas Ayep.
Dedi Mulyadi: Sukabumi Punya Potensi Jadi Kota Percontohan
Gubernur Jawa Barat Kang Dedi Mulyadi dalam sambutannya menyampaikan apresiasi terhadap kekompakan dan semangat perubahan yang ditunjukkan Kota Sukabumi. Ia menilai kota ini memiliki potensi besar menjadi contoh dalam penyediaan layanan dasar kota seperti air bersih, listrik, dan pengelolaan sampah.
“Pemimpin daerah harus hadir di tengah masyarakat, mendengar langsung kebutuhan mereka, dan memastikan pembangunan menyentuh semua lapisan,” ujar Dedi.
Ia pun mendorong penguatan pendidikan yang pro-rakyat sebagai bagian penting dalam pembangunan berkelanjutan.
Membangun dengan Tradisi, Melangkah dengan Harapan
Peringatan Hari Jadi ke-111 Kota Sukabumi tidak hanya mengajak masyarakat untuk mengenang masa lalu, tetapi juga menata masa depan dengan kekuatan nilai-nilai lokal. Tradisi Sunda, budaya gotong royong, serta filosofi hidup harmonis menjadi pijakan menuju Sukabumi yang bercahaya.
Ayep menutup sambutannya dengan ajakan membangun Kota Sukabumi bersama. “Saatnya kita nyalakan cahaya. Bersama-sama kita jaga Sukabumi agar tetap bersih, terang, dan penuh harapan. Karena Sukabumi bukan sekadar kota, tapi keluarga besar yang harus dijaga bersama.” (Cr5)