SUKABUMIKITA.ID – Momentum mudik dan libur Idul Fitri 2025 menjadi panggung kesiapsiagaan penuh bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi. Selama 16 hari operasional lima Posko Kesehatan Mudik, sejak 23 Maret hingga 7 April 2025, petugas Dinkes telah memberikan pelayanan kepada 931 orang, baik dalam bentuk edukasi, pemeriksaan kesehatan, hingga tindakan kegawatdaruratan.
Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R Muthmainnah, M.Kes, menjelaskan bahwa dari total tersebut, 482 orang menjadi sasaran Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) terkait kesehatan. Sementara 443 orang lainnya mendapatkan pelayanan kesehatan langsung, baik berupa pemeriksaan ringan maupun penanganan medis lebih lanjut.
“Alhamdulillah, pelayanan selama masa mudik dan balik serta libur Idul Fitri berjalan lancar. Petugas kami total menangani 931 orang dengan berbagai jenis tindakan. Ini merupakan bagian dari komitmen kami memberikan layanan kesehatan terbaik bagi masyarakat, khususnya dalam situasi padat seperti arus mudik Lebaran,” kata Reni kepada awak media, Kamis (10/4/2025).
Beroperasi di Titik Strategis, Jangkau Berbagai Kalangan
Lima posko kesehatan yang dibuka oleh Dinkes tersebar di sejumlah lokasi strategis, yakni:
-
Gedung Juang 45
-
Citimall Sukabumi
-
Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Cibeureum)
-
Jalur Lingkar Selatan (Kecamatan Warudoyong)
-
Terminal Tipe A Kota Sukabumi
Posko-posko ini menyasar berbagai kalangan, mulai dari pengunjung lokasi publik, pemudik yang melintas, pendatang dari luar kota, hingga para petugas lapangan yang berjibaku dalam pengamanan dan kelancaran arus mudik.
Reni menambahkan bahwa posko-posko tersebut tidak hanya fokus pada penanganan medis, tetapi juga pada upaya promotif dan preventif melalui penyuluhan langsung kepada masyarakat. KIE yang dilakukan mencakup penyuluhan pola hidup sehat, pencegahan penyakit tidak menular, serta edukasi terkait pertolongan pertama.
Kasus Hipertensi Mendominasi, Disusul Keluhan Umum Lainnya
Dari jenis penyakit yang ditangani, hipertensi atau tekanan darah tinggi menjadi keluhan terbanyak, dengan 49 kasus. Kondisi ini sangat lazim ditemukan terutama pada pemudik usia lanjut yang kelelahan, kurang istirahat, atau mengonsumsi makanan tinggi garam selama perjalanan.
Selain hipertensi, beberapa keluhan lain yang sering ditangani meliputi:
-
Myalgia (nyeri otot)
-
Gastritis (radang lambung)
-
Chepalgia (sakit kepala)
-
Asma
-
Vulnus lacertum (luka robek)
-
Asma bronchiale
“InsyaAllah semua keluhan yang masuk dapat ditangani dengan sebaik-baiknya oleh petugas kami. Kami juga menyiapkan jalur rujukan untuk pasien yang membutuhkan penanganan lebih lanjut,” ujar Reni.
Tercatat ada empat pasien yang ditangani dalam kondisi kegawatdaruratan, dan dua pasien lainnya harus dirujuk ke RSI Assyifa Sukabumi karena memerlukan penanganan lanjutan yang tidak bisa ditangani di posko.
Peran Vital Posko Kesehatan dalam Tradisi Mudik
Tradisi mudik memang membawa kebahagiaan, namun juga menyimpan potensi risiko kesehatan yang tidak bisa diabaikan. Perjalanan panjang, cuaca panas, kurang tidur, hingga stres di perjalanan menjadi pemicu utama munculnya berbagai keluhan fisik.
Di sinilah peran posko kesehatan menjadi sangat vital, tidak hanya sebagai tempat darurat bagi yang sakit, tapi juga sebagai titik edukasi dan deteksi dini terhadap kondisi kesehatan masyarakat.
“Posko kesehatan ini bukan sekadar formalitas. Kehadirannya telah menyentuh banyak pihak yang mungkin tidak sempat atau enggan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan formal,” terang Reni.
Sinergi Lintas Sektor, Pelayanan Maksimal
Keberhasilan operasional posko mudik juga tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. Reni menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas kesehatan yang bekerja tanpa lelah, juga kepada lintas sektor seperti Dinas Perhubungan, kepolisian, TNI, BPBD, dan relawan lainnya.
“Kami tidak bekerja sendiri. Ini adalah bentuk sinergi yang luar biasa demi melindungi masyarakat selama masa mudik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah bahu-membahu mendukung operasional posko kesehatan ini,” ujarnya.
Evaluasi dan Perencanaan ke Depan
Dinkes Kota Sukabumi menegaskan bahwa data yang dikumpulkan selama masa operasional posko akan menjadi bahan evaluasi penting dalam menyusun kebijakan pelayanan kesehatan di masa mendatang. Dengan pendekatan berbasis data, perencanaan ke depan diharapkan lebih tepat sasaran dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
“Dari laporan-laporan yang masuk, kami bisa mengidentifikasi tren penyakit, titik-titik rawan, dan potensi perbaikan sistem layanan. Ke depan, posko kesehatan akan terus kami tingkatkan baik dari segi fasilitas maupun kualitas SDM-nya,” pungkas Reni. (Cr5)