Harga Emas Antam Turun Rp 125.000 per Gram, Investor Diimbau Waspada Fluktuasi Global

SUKABUMIKITA.ID — Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengalami penurunan drastis pada Minggu pagi, 27 April 2025. Berdasarkan data resmi dari Logam Mulia, harga emas Antam turun Rp 125.000 per gram, dari Rp 1.986.000 menjadi Rp 1.861.000 per gram. Sementara itu, harga beli kembali (buyback) emas juga jatuh Rp 127.000 per gram, dari Rp 1.818.000 ke Rp 1.691.000.

Penurunan harga sebesar 6,3% dalam sehari ini tercatat sebagai salah satu yang terbesar dalam setahun terakhir, mengguncang pasar logam mulia domestik dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor ritel.

Faktor Global Picu Anjloknya Harga Emas

Pelemahan harga emas ini tidak terlepas dari dinamika global, terutama pengaruh kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pada 26 April 2025, Trump mengumumkan kenaikan tarif resiprokal terhadap sejumlah negara, termasuk China dan Indonesia, dalam upaya memperkuat ekonomi AS melalui kebijakan “America First”.

Kebijakan tersebut mendorong penguatan dolar AS, yang tercermin dari indeks dolar yang naik 2% dalam 48 jam terakhir ke level tertinggi sepanjang 2025.

Sebagai aset yang biasanya bergerak berlawanan dengan dolar, harga emas dunia pun ikut terkoreksi tajam, turun 3,5% dari US$3.080 per troy ons menjadi US$2.972 per troy ons di bursa Comex.

Ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (The Fed) yang lebih ketat, setelah data inflasi AS naik 0,4% di atas ekspektasi, turut memperparah tekanan pada harga emas. Investor global pun beralih dari emas ke aset berbasis dolar yang dinilai lebih menarik di tengah suku bunga tinggi.

Sentimen Domestik: Permintaan Lesu Pasca-Lebaran

Di dalam negeri, perlambatan permintaan emas turut memperdalam tekanan harga. Meski biasanya terjadi lonjakan pembelian emas pasca-Lebaran, tradisi Lebaran Betawi yang berlangsung sejak 25 April 2025 tidak mampu mendongkrak permintaan.

“Biasanya ada lonjakan pembelian emas untuk perhiasan atau investasi setelah Lebaran, tapi tahun ini aktivitas perdagangan justru melambat,” kata Rudi Santoso, pedagang emas di Pasar Cikini, Jakarta.

Data dari Pegadaian menunjukkan transaksi emas menurun 15% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, di tengah ketidakpastian harga yang membuat masyarakat menahan diri untuk berinvestasi.

Investor Panik, Aksi Jual Meningkat

Penurunan harga emas juga dipercepat oleh aksi jual dari investor ritel yang panik. Meski demikian, Bank Indonesia dilaporkan tetap konsisten memperkuat cadangan emasnya, dengan tambahan pembelian sebesar 5 ton sepanjang April 2025, sebagai langkah antisipasi terhadap potensi gejolak nilai tukar rupiah.

Tim Riset dari Bareksa menyarankan agar investor tidak panik dan tetap mempertimbangkan strategi pembelian bertahap (dollar-cost averaging).

“Harga emas cenderung tangguh dalam jangka panjang, terutama di tengah ketidakpastian global,” kata Tim Riset Bareksa. Mereka mengingatkan pentingnya analisis fundamental dan tidak mengambil keputusan emosional di tengah volatilitas tinggi.

Prediksi Harga Emas ke Depan: Harapan untuk Pemulihan

Meskipun saat ini harga emas domestik tertekan, analis memprediksi ada peluang pemulihan dalam beberapa bulan mendatang. UBS Gold memproyeksikan harga emas Antam bisa pulih ke Rp 2.000.000 per gram pada akhir Mei 2025, terutama jika ketegangan geopolitik seperti konflik di Timur Tengah memanas.

Di tingkat global, Matt Simpson dari City Index memperkirakan harga emas dunia akan stabil di kisaran US$2.950 hingga US$3.000 per troy ons dalam jangka pendek, kecuali ada perubahan besar dari The Fed.

Sementara itu, Nitesh Shah dari Wisdom Tree bahkan lebih optimistis, memproyeksikan harga emas bisa mendekati US$3.600 per troy ons pada kuartal pertama 2026.

Di Indonesia, pelemahan rupiah yang saat ini berada di kisaran Rp 16.000 per dolar AS juga berpotensi mengurangi tekanan terhadap harga emas domestik dan membantu pemulihan harga.

Waspadai Risiko, Manfaatkan Peluang

Penurunan tajam harga emas Antam hari ini menjadi pengingat penting bagi investor bahwa pasar logam mulia sangat dipengaruhi oleh dinamika global. Investor disarankan untuk tetap tenang, melakukan analisis menyeluruh, dan mempertimbangkan strategi investasi jangka panjang daripada mengambil keputusan terburu-buru.

Dalam kondisi volatil seperti sekarang, emas tetap menjadi aset strategis untuk diversifikasi portofolio, asalkan dikelola dengan bijak dan penuh pertimbangan. (Cr5)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *