Dinkes Kota Sukabumi Pastikan Menu Makan Bergizi Gratis Aman Dikonsumsi

SUKABUMIKITTA.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memasuki hari kedua pada Selasa (07/01/2025), dengan tetap menyasar empat Sekolah Dasar (SD) dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kota Sukabumi. Sebanyak 1.686 pelajar menerima manfaat dari program ini, yang bertujuan meningkatkan asupan gizi bagi siswa sekolah.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi memastikan bahwa seluruh menu yang disajikan dalam program ini aman, higienis, dan layak dikonsumsi. Kepala Dinkes Kota Sukabumi, Dr. Reni R. Muthmainnah, M.Kes, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak hanya memastikan kualitas makanan, tetapi juga melakukan pendataan antropometri bagi para penerima manfaat.

“Setiap pelajar yang menerima program MBG terlebih dahulu diperiksa berat badan, tinggi badan, serta lingkar lengannya. Hal ini dilakukan untuk memantau perkembangan status gizi mereka,” ujar Reni kepada wartawan.

Dinkes Pantau Sanitasi dan Keamanan Makanan

Tak hanya aspek gizi, Dinkes Kota Sukabumi juga memastikan kualitas sanitasi air yang digunakan dalam pengolahan makanan.

“Kami melakukan pengawasan terhadap sumber air yang digunakan dalam memasak. Sebelum proses pengolahan, kami pastikan air yang digunakan telah memenuhi standar kesehatan,” jelas Reni.

Selain itu, seluruh kemasan dan tempat pengolahan makanan juga harus memiliki izin kelayakan dari Dinas Kesehatan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kebersihan dan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh para siswa.

Hari Kedua, Menu MBG Dilengkapi Susu

Berbeda dengan hari pertama, pada hari kedua program MBG, paket makanan yang dibagikan sudah dilengkapi dengan susu. Adapun menu yang disajikan meliputi:
Nasi putih
Ikan tepung goreng
Tumis buncis wortel
Semangka
Susu (baru ditambahkan di hari kedua)

Penjabat (Pj) Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji, menjelaskan bahwa harga per porsi MBG tanpa susu adalah Rp 10 ribu. Namun, ia menegaskan bahwa pengadaan susu akan disesuaikan dengan kondisi anggaran yang tersedia.

“Kami akan terus evaluasi dan menyesuaikan pengadaan susu dengan kemampuan anggaran pemerintah,” ujar Kusmana. (Cr5)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *