SUKABUMIKITA.ID – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat (Jabar) Bey Triadi Machmudin mengungkapkan bahwa ekspor kopi oleh CV Wanoja Patra Jaya dan Gravfarm Indonesia ke Arab Saudi dan Belanda menjadi bukti nyata akan kualitas produk Jabar.
Dalam keterangan yang disampaikan di Bandung pada Rabu (18/10), Bey menekankan pentingnya peningkatan nilai tambah dari produk ekspor di Jabar melalui hilirisasi.
“Harapannya, ekspor itu dalam bentuk yang nilai tambahnya tinggi. Jadi jangan dalam bentuk mentah, tapi sudah jadi hilirisasinya berjalan sampai produk itu jadi. Itu akan menambah nilai jual yang cukup besar,” ungkap Bey.
Ekspor kopi tersebut dilakukan pada acara West Java Expo (WJX) 2024 yang berlangsung di Bale Pare Kota Baru Parahyangan, Kabupaten Bandung Barat, pada 12 Oktober lalu.
Dalam acara ini, CV Wanoja Patra Jaya berhasil mengekspor sebanyak 19,2 ton kopi ke Arab Saudi dengan nilai mencapai 200.000 dolar AS, sementara Gravfarm Indonesia mengekspor 360 kilogram kopi senilai 4.600 dolar AS. Total nilai ekspor kedua pelaku usaha kopi tersebut diperkirakan sekitar Rp3,5 miliar.
Baca juga: Pembangunan Infrastruktur Jalan Tol di Jawa Barat Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi
Bey juga mengapresiasi upaya UMKM untuk melakukan ekspor, yang menurutnya dapat berkontribusi terhadap peningkatan devisa dan penciptaan lapangan pekerjaan.
“Kami mendukung upaya-upaya UMKM untuk mengekspor, karena dapat menambah devisa, menambah lapangan pekerjaan, dan mereka juga akan investasi membuka lagi lahan baru,” jelasnya.
Selain itu, Bey berharap agar semua UMKM di Jabar dapat naik kelas. Ia mendorong para pelaku usaha untuk aktif mencari informasi dan mendapatkan dukungan agar dapat memamerkan produk mereka ke pasar yang lebih luas, termasuk pasar internasional.
“Kami ingin semuanya (pelaku usaha) naik kelas. Jadi yang baru masuk, mulai dulu. Nanti kalau sudah mulai, naik lagi,” pungkas Bey.
Dengan langkah ini, diharapkan produk kopi dari Jabar tidak hanya dikenal di tingkat lokal, tetapi juga dapat bersaing di pasar global. (cr5)