SUKABUMIKITA.ID – Mie instan merupakan salah satu makanan yang populer di kalangan masyarakat Indonesia. Mudah disajikan dan lezat, makanan ini sering kali menjadi pilihan cepat dan murah, terutama bagi anak kos atau saat akhir bulan. Namun, tahukah Anda bahwa terlalu sering mengonsumsi mie instan bisa membahayakan kesehatan?
Mengutip dari laman HelloSehat, berikut ini adalah lima bahaya mie instan jika terlalu sering dikonsumsi yang perlu diwaspadai.
1. Memicu Sindrom Metabolik
Sebuah penelitian di Korea Selatan menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi mie instan berkaitan erat dengan risiko sindrom metabolik. Penelitian ini dilakukan pada lebih dari 3.000 mahasiswa berusia 18-29 tahun.
Dan hasilnya menunjukkan bahwa mereka yang makan mie instan tiga kali atau lebih dalam seminggu memiliki tekanan darah dan kadar gula darah yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang hanya makan mie instan sekali dalam sebulan. Hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan sodium dan lemak jenuh yang tidak sehat dalam mie instan.
2. Risiko Diabetes
Mie instan terbuat dari maida, sejenis tepung terigu yang telah diproses sehingga kandungan nutrisinya sangat sedikit. Tepung ini memiliki kadar gula yang tinggi, sehingga ketika dikonsumsi, tubuh harus bekerja keras untuk mencerna dan mengatur kadar gula darah.
Kondisi ini dapat memicu lonjakan insulin secara tiba-tiba dan berisiko menyebabkan diabetes tipe 2 jika dikonsumsi secara berlebihan.
3. Meningkatkan Risiko Penyakit Liver
Makanan olahan seperti mie instan mengandung pengawet dan zat aditif yang bisa membebani kerja hati. Kandungan zat seperti tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ), yang juga ditemukan pada pestisida, membuat hati bekerja lebih keras untuk memecahnya.
Jika dibiarkan terus-menerus, hal ini dapat memicu penumpukan lemak di dalam hati, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kerusakan liver dan gangguan fungsi hati.
4. Obesitas
Konsumsi mie instan yang berlebihan dapat menyebabkan obesitas. Setiap bungkus mie instan rata-rata mengandung sekitar 14 gram lemak jenuh, yang sudah mencakup sekitar 40% dari kebutuhan lemak harian. Mie instan juga tinggi kalori, namun nilai gizinya sangat rendah. Ini menyebabkan penambahan berat badan tanpa asupan nutrisi yang memadai, sehingga risiko obesitas semakin tinggi.
5. Gangguan Pencernaan
Mie instan mengandung zat pengawet TBHQ yang dapat menghambat proses pencernaan tubuh. Tubuh memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna pengawet ini, sehingga dapat mengganggu penyerapan nutrisi dari makanan lain. Paparan yang terlalu lama terhadap TBHQ juga dapat menyebabkan iritasi pada sistem pencernaan dan memperburuk kondisi seperti maag atau masalah pencernaan lainnya.
Bagaimana Mengatasi Bahaya Mie Instan?
Mie instan sebenarnya masih bisa dikonsumsi, namun dengan porsi dan frekuensi yang terkontrol. Banyak produk mie instan yang sudah difortifikasi dengan tambahan nutrisi yang lebih baik bagi tubuh. Meski begitu, disarankan untuk tidak mengonsumsinya setiap hari.
Untuk mengurangi dampak negatifnya, Anda bisa menambahkan sayuran atau telur sebagai pelengkap saat makan mie instan, sehingga ada asupan nutrisi tambahan yang dapat menyeimbangkan makanan olahan tersebut. Selain itu, kurangi penggunaan bumbu instan yang tinggi garam dan lemak. (cr5)